Menyelamatkan generasi muda dari bahaya penyalahgunaan Narkoba menjadi menjadi tugas bersama. Institusi pendidikan memiliki peran sangat penting dalam tugas tersebut.
Untuk merespon hal tersebut Direktorat GTK Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (Dikmen Diksus) mengadakan Webinar Seri bertajuk “Aksi Guru Selamatkan Generasi Bangsa dari Narkoba” pada Kamis (15/10) lalu. Dalam Webinar tersebut menghadirkan para guru yang menceritakan praktik baik dalam upaya melindungi siswa dari bahaya Narkoba.
Sri Utami, Guru Bimbingan Konseling (BK) dari SMA Negeri 1 Tarakan, Kalimantan Utara memaparkan aksi Hidup 100 Persen. Dia menjelaskan upaya menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya Narkoba, khususnya di wilayah Tarakan, Kalimantan Utara harus gencar dilakukan. Pasalnya, di wilayah ini sangat rentan terhadap narkoba.
“Letak Kalimantan Utara yang berbatasan dengan negara lain, sehingga menjadi pintu masuk narkotika jenis sabu. Dari Nunukan ke Tarakan dijadikan jalur meloloskan sabu ke daerah lain,” jelasnya.
Sri Utami menjelaskan dalam menyelamatkan siswa dari bahaya narkoba, dia melakukan beberapa aksi antara lain melalui sosialisasi pada kegiatan MPLS, layanan bimbingan melalui media poster, sharing materi menggunakan media sosial WhatsApp, layanan bimbingan melalui media blog dan bimbingan klasikal daring menggunakan Google Classroom.
Misalnya, pada sosialisasi melalui kegiatan MPLS, Sri menjelaskan dimulai dengan koordinasi dengan kesiswaan, kemudian pada saat materi, guru menayangkan video dengan tema “Olahraga Sampai Liang Kubur”. Dan setelah itu siswa diminta menyampaikan tanggapannya terkait isi video yang sudah ditayangkan. “Kemudian guru menyampaikan materi soal jenis-jenis Narkoba, bahaya Narkoba, dampak penyalanggunaan Narkoba dan bagaimana langkah-langkah pencegahan bahaya Narkoba,” jelasnya menambahkan.
Untuk menyadarkan siswa dari bahaya Narkoba, kita menggunakan media poster dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami. Poster ini diharapkan bisa menyadarkan siswa tentang bahaya Narkoba. ” Poster ini saya taruh di papan informasi sekolah, agar seluruh siswa bisa melihat,” imbuhnya.
Hidup 100 Persen
Menerapkan Hidup 100 Persen, Sri mengajak seluruh siswa agar sehat secara fisik dan mental, sadar dengan internal diri dan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Sehingga mereka bisa menikmati kehidupannya, dan menyadari apa yang dilakukan memberikan dampak positif atau negatif bagi orang lain. ” Dan sadar bahwa hidup harus dilalui dengan perjuangan dan proses,” katanya menambahkan.
Selanjut untuk hidup 100 persen harus menjadi pribadi yang produktif yakni menghasilkan karya-karya dalam bidang pekerjaan apapun yang ditekuni. “Dengan menjalani proses itu diharapkan akan menjadi pribadi yang bahagia,” ujarnya.
Menurutnya Hidup 100 persen adalah kesejahteraan secara psikologis yakni penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, kemandirian, penguasaan terhadap lingkungan dan tujuan hidup serta pertumbuhan pribadi. “Pertumbuhan pribadi siswa menjadi individu yang selalu berkembang dan terbuka dengan pengalaman-pengalam baru, ” ujarnya.
Untuk mewujudkan Hidup 100 Persen sekolah melakukan beragam kegaiatan, misalnya Kegiatan sekolah ramah anak yaitu melalui lomba murral painting. Sekolah juga melakukan kegiatan Sekolah Adiwiya yakni dengan menggelar pelatihan hidroponik dan mengajak siswa panen selada, dan sekolah bebas sampah plastik serta lomba kelas terbersih.
“Sekolah juga melakukan kegiatan setiap Jumat yaitu Jumat Berkah, Jumat Literasi, Jumat Seni, Jumat Bersih dan Jumat Sehat. Kegiatan tersebut dilakukan bergantian. Kita juga melakukan kegiatan ekstra kulikuler,” jelasnya.
Laman: sman12berau.sch.id
Instagram: instagram.com/sman12berau_id
Facebook: facebook.com/sman12berauID
YouTube: SMA NEGERI 12 BERAU
#MerdekaBelajar
#GuruPenggerak
#BersamaHadapiKorona
#BangkitUntukIndonesiaMaju
#SeruBelajarKebiasaanBaru
Sumber: http://pgdikmen.kemdikbud.go.id/