Pustakawan dan inovasi adalah dua hal yang berdekatan karena pustakawan dapat menelurkan inovasi dalam pengelolaan perpustakaan.
Kekuatan Indonesia yang paling besar terletak pada pasarnya dan ekonomi makro yang cukup stabil, sehingga pada indikator lain dapat dikatakan Indonesia masih bisa berkembang. Indonesia juga memiliki tingkat adaptasi teknologi yang cukup tinggi, akan tetapi tingkat kapasitas inovasinya masih terbatas meskipun terus meningkat. Menurut Opong ada tiga hal yang perlu dicermati.
“Hal yang perlu kita cermati adalah pasar yang besar, adaptasi teknologi dan kapasitas inovasi,” ujar Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Opong Sumiati, pada kegiatan Webinar Inovasi Pustakawan untuk Indonesia yang diselenggarakan secara virtual, Senin (22/11/2021).
Menurut Opong, ketiga hal tersebut sangat dekat dengan profesi pustakawan. Karena dalam pasar yang besar menunjukkan adanya tingkat daya beli yang tinggi. Produk yang seharusnya menjadi tuan rumah tentunya adalah produk dalam negeri. Dalam upaya meningkatkan produk dalam negeri dibutuhkan kecakapan pada penggunaan teknologi.
“Seperti yang kita ketahui, program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial bertujuan dalam mengedukasi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan atau akses pada dunia digital untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan kesejahteraan hidup mereka,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Perpustakaan Nasional 2011-2016, Sri Sularsih, menyampaikan bahwa di tengah Pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Indonesia, pustakawan dituntut untuk terus melakukan upaya yang lebih inovatif dalam menopang kebutuhan masyarakat akan informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian para pustakawan diharap untuk lebih aware dalam menambah wawasan dari pustakawan daerah lain agar saling melengkapi dalam menghadirkan inovasi yang sesuai untuk diimplementasikan di daerah masing-masing.
“Modifikasi layanan perpustakaan memerlukan penyesuaian pada kondisi dari masing-masing perpustakaan. Semoga kegiatan ini bisa memotivasi para pustakawan Indonesia,” harap Sri.
Selain itu Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Ida Fajar Priyanto, mengungkapkan apresiasinya akan semakin banyaknya jumlah pustakawan yang terus berinovasi karena hal tersebut penting bagi pengembangan perpustakaan di Indonesia. Hal penting lain yang menjadi perhatiannya adalah pengaruh dari inovasi pustakawan bagi masyarakat.
“Kalau pustakawan bisa menyuarakan apa yang bisa mereka lakukan untuk masyarakatnya, ini akan sangat bagus,” ungkap Ida Fajar.
Sependapat dengan Ida Fajar, Dosen Universitas Padjajaran (UNPAD), Agus Rusmana, mengatakan bahwa hal penting yang harus dilakukan setelah menemukan inovasi, pustakawan wajib menceritakan keberhasilan dari inovasi tersebut kepada masyarakat. Baginya inovasi di banyak daerah mungkin ada kemiripan, akan tetapi pasti ada keistimewaan tersendiri yang harus dikemukakan.
“Ceritakanlah inovasi yang ditemukan kepada orang lain supaya mereka tahu bahwa Anda memang bermanfaat. Libatkanlah semua pihak yang berkaitan,” ajak Agus.
Lebih lanjut Pustakawan Ahli Utama, Abdul Rahman Saleh, menambahkan bahwa kolaborasi berperan sangat penting dalam pembuatan inovasi. Namun, kolaborasi tidak akan terlalu terasa manfaatnya apabila hanya dilakukan di antara pustakawan saja. Oleh karena itu, kolaborasi juga perlu melibatkan para stakeholders dari bidang terkait.
“Dengan melibatkan para stakeholders dari bidang terkait, nanti bukan hanya kita yang kerja tapi juga dikoreksi dan diriviu oleh mereka,” jelas Abdul.
Kepala Perpustakaan Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta), Agus Rifai dan Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia (UI), Utami Budi Rahayu sangat optimis dengan masa depan pustakawan Indonesia. Inovasi yang sudah ada menunjukkan bahwa perpustakaan bisa sangat berperan dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
Webinar Inovasi Pustakawan untuk Indonesia diselenggarakan dalam rangka meningkatkan dan berbagi pengetahuan, serta memotivasi pustakawan di Indonesia. Kegiatan webinar ini dilaksanakan selama dua hari yakni tanggal 22 dan 23 November 2021.
Di hari pertama, paparan disampaikan oleh 13 Pemenang Pemilihan Pustakawan Berprestasi Tingkat Provinsi Tahun 2021 diantaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.